Kab. Probolinggo (Pokjaluh) Keluarga
besar SD Negeri Tunggak Cerme Kecamatan Wonomerto menggelar kegiatan keagamaan dalam
rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw dengan menghadirkan beberapa tokoh
masyarakat setempat. Acara dibuka dengan pembacaan Ummul Qur’an yang dipandu
Ibu Barkahtiah Nia Hapsari yang kemudian dilanjutkan dengan penampilan seni
islami “Ummi” dengan tarian khas islam. (2/12/2017).
Dalam sambutannya Kepala SDN Tunggak
Cerme Drs. Kusudiharsono, M.Pd meminta kepada para siswa untuk menyimak dengan
baik dan tenang sehingga apa yang dilakukan saat ini akan memberikan dampak
positif bagi mereka para generasi bangsa. Kepada panitia dan semua guru menyampaikan
banyak terima kasih sehingga acara demi acara bisa berjalan baik.
Kegiatan ini untuk meneguhkan kembali
kecintaan kepada Rasulullah Saw, meneladani sifat-sifat dan perilakunya serta
melestarikan ajaran dan misi perjuangannya sebagai gerakan penguatan pendidikan
karakter (PPK) dan sebagai upaya gerakan nasional revolusi mental. Inpres
12/2016 dan Perpres 87/2017.
Sudah 14 abad silam Rasulullah Saw Sang
Nabi dan Rasul pilihan, Insan Mulia telah lahir ke dunia guna merombak kebobrokan
moral menuju moralitas agamis yang berkemanusiaan. Jika mengaca rekam jejak
Rasulullah Saw, terdapat banyak pelajaran yang dapat kita jadikan teladan dalam
kehidupan ini saat ini. Melalui peringatan Maulid Nabi Saw. dapat kita
simpulkan beberapa hal untuk dapatnya membentuk karakter bangsa dalam bingka
generasi muda.
Pertama, meneguhkan
kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW. Orang yang benar-benar beriman kepada
Allah Swt. akan besar rasa cintanya kepada Rasulullah Muhammad Saw sebagai
konsekuensi dari keimanan. Kecintaan pada Nabi Muhamma Saw sebagai utusan Allah
harus berada di atas segalanya, melebihi kecintaan pada anak dan isteri,
kecintaan terhadap harta, kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya
sendiri. Kedua, meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW.
dalam setiap gerak kehidupan kita. Allah SWT. bersabda : Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21). Ketiga, melestarikan
ajaran dan misi perjuangan Rasulullah, dan juga para Nabi. Sesaat sebelum
menghembuskan nafas terakhir, Rasul meninggalkan pesan pada umat yang amat
dicintainya ini. Beliau bersabda : “Aku tinggalkan pada kalian dua
hal, kalian tidak akan tersesat dengannya, yakni Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya
sallallahu alaihi wa sallam” (HR. Malik).
Selain itu, sebagai bagian
dari umat Islam, selayaknyalah kita menyerahkan kepatuhan dan loyalitas pada
para ulama’ sebagai pewaris Rasul dan pelanjut misi beliau. Kepatuhan dan
loyalitas tiada lain merupakan wujud ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya.
Generasi muda harus
kita tempa dengan hal-hal baik sebagai modal dalam menata kehidupan mereka kelak
saatnya menjadi pemimpin atau apapun agar bisa memberikan kontribusi dan
manfaat bagi kehidupan. Tidak keliru jika upaya mewujudkan perubahan dan
perbaikan maindset kemudian Presiden RI Bapak Joko Widodo menandatangani Inpres
Nomor 12 tahun 2016 tentang “Gerakan Nasional Revolusi Mental” dan kemudian
September kemarin juga menandatangani Perpres Nomor 87 tahun 2017 tentang “Penguatan
Pendidikan Karakter”.
Revolusi mental sebagai
gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang
berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang
menyala-nyala." Dan itu semua bisa dilakukan dengan membangun karakter
melalui proses dengan melakukan pembinaan, perbaikan
dan pembentukan tabiat, watak, jiwa, akhlak (budi pekerti), masyarakat sehingga
menunjukkan perangai dan tingkah laku yang baik berdasarkan nilai-nilai
Pancasila yang selanjutnya dicirikan dengan; Saling
menghormati dan saling menghargai, memiliki rasa kebersamaan dan tolong
menolong, persatuan dan kesatuan sebagai suatu bangsa, rasa peduli dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, memiliki moral, akhlak yang
dilandasi oleh nilai-nilai agama, adanya kelakuan dan tingkah laku yang
senantiasa menggambarkan nilai-nilai agama, nilai-nilai hukum dan nilai-nilai
budaya, tukas Ansori saat menyampaikan materi di lembaga tersebut.
Ansori
juga menambahkan bahwa untuk membangun bangsa yang berkepribadian diperlukan
pula nilai-nilai; kejuangan, semangat, kebersamaan
dan gotong-royong, solidaritas, sopan santun, persatuan dan kesatuan, kekeluargaan
dan tanggung jawab yang hal ini dapat dikita sarikan dari sifat-sifat
Rasulullah Muhammad Saw. tutupnya.
Kegiatan ini juga dihadiri jajaran
dewan guru SDN Tunggak cerme, komite sekolah, tokoh agama dan tokoh masyarakat
setempat. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan penampilan seni islami dan jafen
Aceh. (Ansori).
0 Komentar